GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Minggu, 28 Oktober 2018 - Renungan Malam
HIDUP BAGI KEMULIAAN TUHAN

"... supaya mereka melihat perbuatan yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (ay.16b)

Matius 5 : 13-16
MINGGU XXIII SESUDAH PENTAKOSTA
MINGGU,  28 OKTOBER  2018
RENUNGAN MALAM
KJ.85 : 1,2 "Kusongsong Bagaimana"– Berdoa


Pak Perimbi (di Afrika) memelihara seekor anak harimau sebesar kucing. Mulanya harimau itu diberi minum air susu kambing. Ketika sudah agak besar, harimau itu tidak mau diberi makan bubur. Lalu Perimbi berburu, untuk makanan harimau tersebut. Harimau itu bertambah besar dan kuat. Ketika bermain dengan harimau, anak Perimbi jatuh. Kakinya luka dan mengeluarkan banyak darah. Harimau itu menjilat darahnya. Rupanya rasa darah segar sangat nikmat dan merangsang kepuasan harimau itu. Akhirnya, harimau itu memangsa anak si Perimbi. Harimau itu tidak berguna, tetapi memusnahkan masa depan anaknya.

Dalam bacaan malam ini, Yesus berbicara mengenai hidup sebagai garam dan terang. Garam banyak faedahnya, untuk pengawet makanan, penyedap masakan, membangkitkan tenaga, dan petani menabur garam di sekeliling tanamannya agar tidak dimakan bekicot. Demikian pula dengan terang; bersinar dalam kegelapan, sehingga segala sesuatu dapat terlihat jelas. Dalam terang orang dapat melakukan kegiatan. Tentara di zaman modern, jika perang pada malam hari menggunakan pistol bunga api ke arah posisi lawan, sehingga terlihat dengan jelas dalam terang dan mudah diserang.

Hidup sebagai garam dan terang artinya hidup ini harus berguna bagi sesama kita. Dengan kata lain, hidup menjadi berkat bagi sesama, bukan seperti harimau milik Perimbi tadi. Hidup berguna adalah hidup dalam kebaikan. Kebaikan itu harus bisa dirasakan oleh setiap orang. Kebaikan yang meniadakan konflik, kesusahan dan pertikaian karena kepentingan. Mengutamakan kepentingan orang lain menjadi berkat yang menciptakan suasana sukacita, dan suasana persaudaraan yang rukun (Maz.133). Dimanapun kita berada, hidup kita harus menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan.

KJ.85 : 3,4 "Kusongsong Bagaimana"
Doa : (Tuhan, tuntunlah perilaku saya agar selalu memuliakan nama-Mu) 🙏

Kembali