Selasa, 30 Oktober 2018 - Renungan Malam

MINGGU XXII SES. PENTAKOSTA
SELASA, 30 OKTOBER 2018
RENUNGAN MALAM
KJ.231 : 1,2-Berdoa

Menjadi pelayan gereja (hamba Tuhan) adalah melakukan pekerjaan mulia untuk Tuhan. Yang bersedia, bukan saja berarti Iayak bagi Tuhan, tetapi juga harus hidup menyangkal diri (bebas polusi dari keinginan nafsu duniawi).

Salah satu syarat diungkapkan dalam bacaan kita malam ini ialah pelayan (hamba Tuhan) harus menyangkal diri alias "tidak boleh" bertengkar satu sama Iain (dengan sesamanya), tetapi harus Iemah Iembut kepada setiap orang". Sikap Iemah Iembut adalah sikap moral yang sabar, rendah hati, menahan diri dan etis yaitu menghargai dan menghormati sesamanya. Dengan sikap itu, Tuhan memakai dia untuk menuntun orang yang suka melawan, berubah sadar, bertobat dan menjadi baik. Kepribadiannya membawa berkat bagi sesama untuk mengenal keselamatan sejati.

Sebaliknya, pelayan (hamba Tuhan) yang lancang mulut dan ringan tangan, Tuhan memandangnya tidak layak, dia akan memperoleh murka Tuhan atas perbuatannya yang tidak patut dan menggusarkan umat Tuhan. Hal ini pernah terjadi pada Musa. Akibatnya, ia tidak diizinkan oleh Tuhan masuk tanah perjanjian, karena dosa pertengkaran dengan umat Tuhan, mengenai air minum dan makanan (BiI.27:12-14 dan U|.3:26-27).

Hal yang sama akan dilakukan Tuhan bagi pelayan yang suka bertengkar dengan sesamanya dan umat Tuhan. Para pelayan (hamba Tuhan) milikilah cara hidup yang baik, sabar dan rendah hati. Biarlah Tuhan yang mengutus saudara benindak membalas kejahatan orang kepada saudara, dan saudara akan masuk perhentian yang dijanjikan Tuhan setelah berjerih Ielah, sebagai upahmu.

KJ. 231 : 3
Doa : (Tuntunlah saya Tuhan, menjadi hamba yang berkenan pada-Mu) 🙏