Rabu, 7 November 2018 - Renungan Pagi
BERANI MENYATAKAN KEBENARAN TUHAN
"Lalu jawab Ester: "Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini!" Maka Haman pun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu" (ay.6)
MINGGU XXIII SES. PENTAKOSTA
RABU, 7 NOVEMBER 2018
RENUNGAN PAGI
KJ.424 : 1-Berdoa
Apakah ada yang dapat kita sombongkan dari diri kita? Yang pasti tidak ada! Apapun yang kita miliki, bahkan hidup kita sekalipun adalah milik Tuhan. Haman adalah seorang pembesar kerajaan Persia yang sombong. la mau semua orang Yahudi menyembah dia. Ketika Mordekhai, pegawai gerbang istana, seorang Yahudi tidak bersedia menyembah Haman, ia sangat marah dan memanfaatkan jabatannya untuk melampiaskan kebenciannya kepada Mordekhai. la mau membunuh Mordekhai dan orang-orang Yahudi di kerajaan Persia. Ester, anak angkat Mordekhai, ratu Persia, permaisuri raja Ahasyweros, mengetahui niat jahat Haman dan menyampaikannya kepada raja. Mendengar penyampaian Ester, raja marah dan memerintahkan supaya Haman di sula. Sangat ironis bahwa Haman di sula di tiang yang ia persiapkan untuk Mordekhai.
Perbuatan jahat kepada orang Iain tidak akan berkenan bagi Tuhan, bahkan baru niat saja sudah kekejian bagi Tuhan. Berniat jahat berarti sudah merancangkan yang jahat dengan pikiran dan melibatkan hati. Bagaimanapun cara seseorang merancangkankejahatan untuk menjatuhkan atau membunuh seseorang, itu hanya akan berbalik kepada dirinya sendiri. Kata-kata bijak, "Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri." Perhatikanlah, kejahatan tidak berkenan bagi Tuhan. Ketika Haman dalam keangkuhannya mau membunuh Mordekhai, Tuhan memberi keberanian kepada Ester untuk bersaksi di hadapan raja tentang kejahatan Haman. Untuk menyam paikan suatu kebenaran dibutuhkan keberanian. Jika Tuhan berkehendak, Tuhanlah yang akan menolong. Ester melakukannya dengan menyatakan kebenaran yang sesungguhnya dari kejahatan yang dilakukan oleh Haman. Karena kejahatannya, Haman binasa.
KJ.424 : 4
Doa : (Tolong kami Tuhan untuk dapat bersaksi benar tentang kebenaran-Mu) 🙏