Minggu, 3 Maret 2019 - Renungan Pagi
POLA HIDUP TERBERKATI
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab kesanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (ay.3)
HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA
MINGGU, 3 MARET 2019
RENUNGAN PAGI
KJ 403 : 1-Berdoa
Mazmur 133 ini berjudul "Nyanyian ziarah Daud" yang pada umumnya dinyanyikan pada saat umat berkumpul untuk berziarah di Yerusalem dan disusun dalam bentuk nyanyian hikmat. Hikmat yang terkandung di dalamnya ialah bahwa Tuhan memberkati umat yang hidup bersama dengan tahun atau hidup bersatu.
Mengapa? Atas dasar keyakinan dan pengalaman hidup umat, pemazmur berkata "Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun" (ay 1). Disini kata "baik" berarti sesuai dengan kehendak/ damaan kerinduan manusia. Hidup rukun itu adalah hidup yang dikehendaki Tuhan dan didambakan manusia, karena itu sudah seyogyanya diusahakan.
Dalam ajakan "bersatu" itu tersirat bahwa umat manusia itu satu di dalam keanekaragaman. Menolak kesatuan dan keanekaragaman umat manusia berarti menolak kenyataan manusia itu sendiri dan sekaligus pengingkaran akan Tuhan yang mencipiakan manusia secara demikian. Karenanya hidup rukun (hidup bersatu) itu menuntut sikap toleransi, yaitu menerima dan mensyukuri perbedaan dan keaneka-ragaman. Keaneka-ragaman itu ada karena adanya perbedaan. Perbedaan itu seyogianya dilerima, bahkan dihormati dan disyukuri, sejauh perbedaan itu tidak metagggar kehendak Tuhan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sejarah mencatat bahwa peradaban manusia bertumbuh-kembang ketika terjadi perjumpaan antar bangsa yang menderong terjadinya proses belajar. Kebenaran hikmat dari Mazmur 133 ini telah teruji dalam perjuangan bangsa Indonesia saat mengusir penjajah dengan semboyan: "Bersaru kita teguh, bercerai kita runtuh!" Tetaplah bersatu bangsaku, gerejaku!".
KJ 403 : 4
Doa : (Ya Tuhan, beri kami hikmat "hidup rukun" dengan sesama) 🙏