Kamis, 7 Maret 2019 - Renungan Pagi
BERDUSTA DEMI KEBAIKAN
Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai.... (ay 1)
MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA
KAMIS, 7 MARET 2019
RENUNGAN PAGI
KJ.448 : 1-Berdoa
Di bawah pimpinan Yosua umat Israel tiba di Sitim (sebelah timur Yordan). Sebelum mereka memasuki tanah Kanaan, negeri terjanji, Yosua mengutus dua orang ke Yerikho, dengan tugas mengintai dan menyelidiki negeri itu. Ingat bahwa Yosua bersama 11 orang percys dulu pemar diutus Musa untuk mengintai tanah Kanan (lihat Bil pasal 13). Mereka tiba di Yerikho dan menginap di rumah Rahab, seorang perempuan sundal. Rumah itu tempat berkumpul para Ielaki, sehingga kehadiran kedua orang pengintai itu dengan mudah tersebar di kota kecil itu. Ketika raja tahu, maka ia menyuruh orang kepada Rahab agar membawa kedua tamu itu kepadanya, karena mereka adalah pengintai dari pihak musuh.
Lalu apa yang kemudian dilakukan oleh Rahab? la menyembunyikan kedua tamunya di sotoh rumahnya di bawah tumpukan rami. Lalu, ia melaporkan kepada raja bahwa tamunya sudah pergi, sebab itu ia tidak tahu mereka ada di mana, dan menyarankan agar mereka segera dikejar.
Demi keselamatan tamunya, Rahab mendustai raja. Bolehkah berdusta demi kebaikan? Jika "ya", maka itu berarti demi mencapai tujuan, kita boleh dong menghalalkan segala cara (?). Sengaja melukai orang lain adalah perbuatan kriminal. Ya, kan? Jika ya, maka, mengapa dokter ahli bedah tidak dilaporkan ke polisi, bahkan ia dibayar untuk membedah orang? Adalah baik jika kita jangan hanya melihat perbuatannya, tapi perhatikan juga situasinya! Hati-hati juga dengan ungkapan ini, sebab seringkali orang membenarkan diri dengan begitu saja menyalahkan situasi. Mungkin, keselamatan manusia adalah hukum tertinggi (?). Marilah kita lihat kata Yesus bahwa hukum yang utama dan pertama ialah mengasihi Tuhan dan manusia.
KJ.446 : 2
Doa : (Ya Tuhan, teguhkan kami agar setla mengasihi Tuhan dan sesama) 🙏