GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 12 Maret 2019 - Renungan Malam
BERDAMAI SELAGI ADA KESEMPATAN

Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama (ay.25)

Matius 5 : 25-26
MINGGU VI PRAPASKAH
SELASA, 12 MARET 2019
RENUNGAN MALAM
KJ.424 : 1-Berdoa


Saudaraku, dalam bacaan pagi tadi, kita diingatkan bahwa berdamai dengan sesama haruslah dilakukan sebelum kita beribadah kepada Tuhan. Sebab ibadah yang sejati bukan hanya soal persembahan materi, tetapi juga kehidupan yang penuh cinta kasih seorang terhadap yang lain. Malam ini, kita diajak untuk berdamai dengan sesama selagi masih ada kesempatan. Menurut Yesus, kesempatan perlu dimanfaatkan dan jangan disia-siakan. Dalam kasus sengketa di zaman-Nya, kedua pihak yang berseteru sesungguhnya masih memiliki kesempatan untuk berdamai atau menyelesaikan persoalan secara personal dan kekeluargaan. Cara ini jauh lebih baik ketimbang menyelesaikan sengketa di hadapan para pemimpin agama Yahudi ataupun pejabat Romawi.

Pertama, karena menyelesaikan sengketa melalui jalur hukum mengandung konsekuensi yang besar, seperti: wajib membayar ongkos paradilan, disesah sekian pukulan jika terbukti bersalah, hingga dilemparkan ke dalam penjara dan mendekam di sana sekian waktu runanya. Kedua, karena persoalan yang semula hanya diketahui keluarga dan sedikit orang saja kini diketahui dan dipercakapkan oleh publik. Nama baik kita menjadi rusak dan keluarga kita pun turut menanggung derita akibat cibiran dan hinaan dari lingkungan sekittar. Menyadari semua itu, Yesus mengajak orang banyak supaya mereka mengupayakan perdamaian. Perdamaian yang dimaksud disini tentu bukan akal-akalan alias upaya bulus supaya dapat lepas dari tanggung-jawab. Sebaliknya, perdamaian kita upayakan dengan sesama sebagai wujud penyesalan yang mendalam atas kesalahan yang telah kita lakukan, sekaligus meyakinkan mereka bahwa kita bersedia bertobat dan bertanggung-jawab kan segala dampak yang diakibatkan oleh kesalahan kita. Hanya dengan cara ini, maka relasi kita menjadi pulih dan kita memiliki satu kesempatan lagi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.

Saudaraku, marilah berdamai dengan sesama. Jangan menunda dengan berbagai alasan. Sebab kesempatan tidak akan berulang. Berdamailah sebelum semuanya terlambat. Selamat beristirahat, Tuhan melindungi kita.  

KJ.424 : 3
Doa : (Ya Allah, mampukanlah aku untuk berdamai dengan tulus, serta memperbaiki kesalahan dengan melakukan apa yang menjadi tanggung-jawabku) 🙏

Kembali