GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 9 Juli 2019 - Renungan Pagi
TERIMALAH SESAMAMU

Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggung jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. (ay.12)

Roma 14 : 1-12b
MINGGU III SES. PENTAKOSTA
SELASA, 9 JULI 2019
RENUNGAN PAGI
KJ.246 : 1-Berdoa


Kebiasaan buruk yang umumnya ada dalam diri manusia ialah menjadi hakim bagi sesamanya. lni bukanlah hal yang asing. Main hakim sendiri bisa muncul dalam bentuk yang paling sederhana.la muncul dari penilaian tentang yang layak dan tidak layak, yang berdosa dan yang tidak berdosa, dan pembedaan lainnya. Dalam semua pembedaan itu, kita cenderung untuk menilai dan menghakimi seseorang berdasarkan apa yang kita pandang sebagai hal yang benar. Namun, Paulus memperlihatkan bahwa sikap demikian adalah sesuatu yang keliru sebagai pengikut Yesus.

Paulus menjelaskan perbedaan perihal orang yang lemah iman dan kuat iman berdasarkan makanan. Pembedaan itu nampak jelas, namun tidak menjadi tolok ukur utama. Setiap orang akan mempertanggungjawabkan imannya masing-masing di hadapan Tuhan. Paulus menegaskan bahwa setiap orang memang mempertanggungjawabkan imannya di hadapan Tuhan. Namun, itu tidak berarti bahwa setiap manusia itu hidup untuk dirinya sendiri. Paulus menunjukkan bahwa Yesus memperlihatkan suatu kehidupan yang total kepada Tuhan. la hidup dan mati untuk Tuhan. Yesus tidak menghakimi manusia dengan dosa, tapi Yesus menerima manusia itu apa adanya dengan kasih. Mengapa demikian? Karena Tuhan Iebih dahulu menerima manusia dengan segala kekurangannya. Saat Tuhan menerima manusia dengan segala kekurangannya, maka pantaskah seorang Kristen menghakimi sesamanya? Pertanyaan ini patut menjadi perenungan kita masing-masing. Sebagai orang Indonesia yang beragama Kristen, kita hidup di tengah keberagaman keyakinan dan gaya hidup. Alih-alih mengasihi, terkadang kita justru menghakimi orang lain dengan penilaian kita. ltu tentu merupakan suatu tindakan yang keliru. Ayat 12 menjadi penutup yang menegaskan kembali bahwa tindakan setiap orang akan dipertanggungjawabkan olehnya sendiri di hadapan Tuhan. Kasih tidak menghakimi, tetapi menerima setiap manusia dengan keberadaannya. ltulah salah satu kondisi untuk menghadirkan kerajaan Allah di dunia.

KJ.246 : 2
Doa : (Ya Tuhan, jadikan kami anak-anak-Mu yang hidup saling mengasihi bukan menghakimi, agar Tuhan dimuliakan dalam hidup kami) 🙏

Kembali