Selasa, 27 Agustus 2019 - Renungan Pagi

MINGGU XI SES. PENTAKOSTA
SELASA, 27 AGUSTUS 2019 .
RENUNGAN PAGI
GB.238 : 1,2 -Berdoa

Agama dapat disalahgunakan untuk menghambat karir seseorang. Berbagai rekayasa dibuat agar  dapat menyingkirkan mereka yang berbeda keyakinan. Jerat keagamaan dipasang untuk menjatuhkan para pejabat yang jujur dan tulus. Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadapi situasi demikian. Penyembahan kepada patung emas buatan raja merupakan peraturan mutlak. Keputusan raja adalah hukum yang mengikat semua orang tanpa pandang bulu. Sosialisasi dilakukan agar semua pejabat melakukan. Yang membangkang berhadapan dengan hukuman mati; dilempar kedalam perapian yang menyala-nyala.

Sikap iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego sangat berlawanan dengan perintah raja. Mereka tidak mau menyembah patung emas, dan hanya menyembah Tuhan. Laporan soal pembangkangan mereka disampaikan kepada raja. Mereka digiring menghadap raja dan diminta untuk sedia menyembah patung. Jawaban ketiganya jelas: tidak! Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak menyembah patung emas. Sejak awai mereka tidak mau mecemarkan imannya. Juga tidak mengompromikan hal berdosa. Sadrakh, Mesakh dan Abednego siap menghadapi konsekuen siapa pun. Hukuman mati pun tidak menakutkan. Mereka percaya bahwa Allah dapat menyelamatkan mereka.

Bertindak berani seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego merupakan sikap iman yang terpuji. Jabatan dan harta tidak boleh menjadi berhala baru yang dapat mengubah iman kita kepada Tuhan Yesus. Seringkali pengikut Yesus diperhadapkan dengan ujian untuk menyangkal Yesus demi karier, kenaikan pangkat, jabatan dan promosi. Kita hendaknya tidak lemah dan tergoda untuk menyangkal Tuhan Yesus. Jangan bimbang untuk memilih kehilangan jabatan dan tetap mengasihi Tuhan Yesus. Pilih  Yesus dan bukan yang Iain. Kita tidak boleh terombang-ambing. Perlihatkan iman saudara di hadapan orang banyak dengan perkataan yang benar dan kerja yang berkualitas.

GB.238 : 3
Doa : (Berilah Roh Kudus berkarya agar kami berani menghadapi risiko) 🙏