Selasa, 3 September 2019 - Renungan Malam
JANGAN MARAH PADA KEJAHATAN
"Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia ..." (ay. 7)
MINGGU XII SES. PENTAKOSTA
SELASA, 3 SEPTEMBER 2019
RENUNGAN MALAM
GB.104 : 1-Berdoa
Tiga kali peringatan "jangan marah" ditulis Daud (ay. 1, 7, 8). Mengapa sampai tiga kali? Hal ini rnenunjukkan betapa pentingnya perintah "jangan marah" bagi kita. Kata "jangan marah" dari bahasa aslinya [charah] juga memiliki arti "jangan menjadi panas" [to be hot]. Sebuah keadaan yang berpotensi akan membuat kita akhirnya melampiaskan amarah secara nyata yang berujung pada perbuatan dosa. Ayat 8 berkata, "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan". Dengan Kata lain, jangan rasa panas hati kita ditunggangi lbiis, dan kita dipengaruhinya melakukan tindakan dosa.
Ketika kita membiarkan amarah dalam diri kita terus bertumbuh maka itu akan berkembang menjadi kebencian, keinginan membalas dan menghakimi. Sebagai seorang pengikut Kristus yang membawa damai, tugas kita adaiah merestorasi pelaku kejahatan dan bukan menghakiminya. Bolehlah kesal atau marah sesekali dengan keberadaan kejahatan, teiapi janganlah sampai kekesalan atau kemarahan itu menguasai kita, sehingga kita melakukan dosa. Lalu bagaimana caranya kita mengendalikan rasa amarah itu‘? "Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah DIA". Arti berdiam diri ialah: bersaat teduh, berkontemplasi dan berdoa kepada- Nya. Kita harus menenangkan diri dari kemarahan dan emosi yang berlebihan. Artinya, jika kelakuan orang jahat semakin keterlaiuan, kita harus belajar untuk tidak berinisiatif menghakimi mereka, sebab satu saat nanti Tuhan yang akan bertindak.
Alasan lain kita tidak perlu resah karena kehidupan orang jahat yang kelihatannya makmur, namun kebahagiaan mereka hanyalah kebahagiaan semu dan terbatas. ltu sebabnya berulang kali Daud berkata "jangan marah" kepada umat Allah terhadap kebahagiaan orang fasik, Karena mereka satu saat nanti akan dihakimi oleh Allah.
KJ. 104 : 2
Doa : (Ya Bapa Yang Nlahabesar himbing kami umat-Mu untuk mengendalikan emosi kami, dan menghormati keputusan-Mu) 🙏