GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Minggu, 15 September 2019 - Renungan Pagi
ESTAFET KEPEMIMPINAN

Berkatalah Samuel kepada seluruh orang Israel: “Telah kudengarkan segala permintaanmu yang kamu sampaikan kepadamu, dan seorang raja telah kuangkat atasmu.” (ay.1)

1 Samuel 12 : 1–7

HARI MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA
MINGGU 15 15 SEPTEMBER 2019
RENUNGAN PAGI
KJ.462 : 1,2–Berdoa


Estafet kepemimpinan adalah ungkapan tepat bagi Samuel yang undur diri dari kepemimpinan di Israel. Samuel merasa sudah waktunya untuk memberikan tanggung jawab kepemimpinan kepada yang lebih muda. Samuel sadar bahwa dirinya semakin tua, sehingga tidak mampu melakukan tugas dengan maksimal. Dalam proses alih kepemimpinan tersebut, Samuel mengevaluasi hal-hal yang dilakukannya selama memimpin. Menarik, bahwa Samuel meminta umat untuk menilai dan mengungkapkan jika ada hal-hal tidak benar yang telah dilakukan. Hal itu sebagai pertanggung-jawaban tugasnya. Samuel tidak ingin umat Israel merasa tidak sejahtera selama kepemimpinannya.

Dua pelajaran penting dari bacaan ini adalah : 1) Alih kepemimpinan kepada yang lebih muda dapat diharapkan memberikan perubahan. Pemimpin muda dianggap lebih semangat, energik dan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi dan perubahan zaman. 2) Pemimpin yang tua mesti legowo seperti Samuel untuk mundur dan memberi kesempatan kepada pemimpin muda. Tidak memaksakan diri untuk terus memimpin, meskipun usianya sudah tua. 3) Melakukan evaluasi atas segala hal yang telah dilakukan selama masa kepemimpinannya. Termasuk kesalahan yang dilakukan dan mengakibatkan umat mengalami kerugian, ketidakadilan dan penderitaan. Kemudian mempertanggungjawabkan tugas kepemimpinannya kepada seluruh umat. Mengevaluasi diri atas apa yang dilakukan selama masa kepemimpinan merupakan bagian dari cara atau strategi memimpin. Sehingga kepemimpinan makin lebih baik dan meningkat serta mencapai tujuan. Sebab ada pemimpin yang masa bodoh; tidak mau mengevaluasi atau tidak mau dievaluasi oleh orang lain; bertindak arogan dan otoriter.

Estafet atau alih kepemimpinan adalah hal yang biasa dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan kaderisasi yang baik dan matang. Para kader muda harus persiapkan diri untuk memimpin; orang tua harus mundur dan beri kesempatan.

KJ.462 : 3,4
Doa : (Ya Bapa Mahakasih, pimpin kami dengan kuasa Roh Kudus-Mu dalam menunaikan tugas kesaksian kami dalam melakukan kebaikan-Mu dengan semua orang di sekitar kami, mulai dari dalam keluarga sampai ke tengah masyarakat di mana kami ada dan berkarya, agar di sana nama-Mu dimuliakan) 🙏

Kembali