Senin, 23 September 2019 - Renungan Pagi
MEMBERI KARENA KEHENDAK TUHAN
Dengan setia dan pada waktu yang ditetapkan haruslah kamu mempersembahkan persembahan-persembahan kepada-Ku…yang baunya menyenangkan bagi-Ku (ay.2)
MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA
SENIN, 23 SEPTEMBER 2019
RENUNGAN PAGI
KJ.228 : 1,4–Berdoa
Dalam praktek ibadah Israel, mempersembahkan korban kepada Allah menjadi hal mutlak. Tidak saja dilaksanakan di hari-hari tertentu, melainkan setiap hari (pagi dan senja). Ini perintah dan ketetapan yang disampaikan Allah melalui Musa untuk dilakukan dengan setia. Korban yang dipersembahkan: seekor anak domba jantan diolah bersama 1/10 efa tepung terbaik dengan ¼ hin minyak dan dibakar sebagai korban api-apian. Inilah korban santapan TUHAN yang baunya menyenangkan. Menyenangkan-Nya bukan saja karena materi yang dipersembahkan, melainkan dilakukan seperti yang Allah kehendaki terkait kesetiaan umat. Allah ada, hidup dan bertindak mendasari kesetiaan Israel memberi bagi Allah.
Perintah mempersembahkan korban harian bagi TUHAN ini sebagai kelanjutan penyembahan Israel di gunung Sinai (ay.6; Kel.19:20,24). Itu berarti perintah ini diletakkan pada kerangka perjanjian Sinai: Israel harus hidup kudus, setia melaksanakan Taurat. Taurat menjadi alat TUHAN melakukan semua perbuatan-Nya dan sekaligus memelihara Israel dalam kedudukan baru selaku umat-Nya, serta penentu perkenanan persembahan itu adalah Allah sendiri. Itu berarti tidak ada cara lain agar persembahan berkenan bagi TUHAN yaitu melakukan seperti yang diinginkan-Nya.
Banyak orang memberi persembahan kepada Allah bergantung hati, tidak pada kehendak TUHAN. Hal ini bukan saja berpengaruh pada ketidakkonsisten memberi karena suasana hati (senang dan tidak), tetapi dapat menjebak kita dalam keangkuhan memberi. Salah satu bentuknya, mengendalikan hidup persekutuan dan pelayanan gereja. Ini pun berdampak pada kehidupan bermasyarakat di mana kita bak raja yang ingin dihormati. Jika demikian kita gagal menjadi alat di tangan-Nya yang membawa damai dan sukacita bagi banyak orang. Mari berkomitmen menjadi alat di tangan-Nya, sehingga semua persembahan dan karya kita berkenan memuliakan nama-Nya.
GB.80 : 1,2,3
Doa : (Ya TUHAN, ajarlah kami hidup rendah hati menjadi alat di tangan-Mu yang mempersembahkan sesuatu kepada-Mu dan membantu sesama kami bukan seperti apa yang kami inginkan, tetapi seturut kehendak-Mu) 🙏