GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 14 Oktober 2019 - Renungan Pagi
MEMULIAKAN ALLAH DENGAN HATI, KATA DAN PERBUATAN

....Bangsa inl memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (ay.6)

Markus 7 : 1-8
MINGGU XVIII SES. PENTAKOSTA
SENIN, 14 OKTOBER 2019
RENUNGAN PAGI
GB.62 : 1-Berdoa


Perdebatan sering muncul mempersoalkan dua hal yang dianggap bertentangan, yaitu hal-hal teknis atau hal-hal substansial. Termasuk soal antara adat istiadat dan perintah Allah, atau yang biasa disebut adat dan lnjil. Apakah keduanya harus ditempatkan saling bertentangan? Keduanya sesungguhnya menyatu dalam satu kemasan. Taat kepada perintah Allah mendorong seseorang untuk mengasihi sesama lewat menghormati adat istiadat yang diwariskan.

Cerita dibalik percakapan antara serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dengan Yesusjuga memperlihatkan ketegangan antara adat istiadat dan perintah Allah. Orang Farisi dan ahli Taurat mewakili para penjaga adat istiadat nenek moyang agar tidak dilupakan dan dipelihara dengan melaksanakannya. Bagi mereka yang penting adalah penampakan lahiriah dan terlihat dalam penilaian manusia. Sebaliknya Yesus mewakili kelompok yang  menekankan substansi dari sebuah tindakan lahiriah dan berkenan dalam penilaian Allah. Tetapi apakah berarti Yesus tidak menghormati lagi adat istiadat nenek moyang? Tidak!

Dalam bacaan ini Yesus mengajak orang Farisi dan ahli Taurat untuk menjadi orang-orang yang "utuh" dan tidak terpecah. Caranya adalah dengan tidak mempertentangkan antara melakukan kewajiban adat istiadat secara lahiriah (mencuci tangan, mencuci perkakas dll.) dengan menjadikannya sebagai sarana menghormati Allah dan harkat-martabat manusia. Jika tidak, mereka hanya pandai berkata-kata dan tidak melahirkan ti ndakan konkret, sebaliknya hanya berbuat saja tanpa ada waktu berefleksi atau kontemplasi, hanya memperlihatkan kemunafikan. Lebih jauh Yesus ingin mengatakan bahwa setiap orang hendaknya satu dalam kata dan perbuatan. Karena dengan kata dan perbuatan orang memuliakan Allah.

GB.62 : 4,5
Doa : (Ajarlah kami untuk satu dalam kata dan perbuatan yang memuliakan nama-Mu) 🙏

Kembali