GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Jumat, 25 Oktober 2019 - Renungan Pagi
TANTANGAN IMAN DITENGAH BENCANA

Dengarlah ini, hai para tua-tua, pasanglah telinga, hai seluruh penduduk negeri! Pernahkah terjadi seperti ini dalam zamanmu, atau dalam zaman nenek moyangmu? (ay.2)

Yoel 1 : 1-12
MINGGU XVIII SESUDAH PENTAKOSTA
JUMAT, 25 OKTOBER 2019
RENUNGAN PAGI
KJ. 254 : 1 – Berdoa


Adanya wabah serangan serangga dalam jumlah yang banyak, masih menjadi momok bagi masyarakat, khususnya petani. Pada september tahun 2016 pernah terjadi serangan atau hama belalang kembara (Locusta migratoria) di Ketapang Kalbar, bahkan belalang ini di beberapa daerah lainnya mengalami hal yang serupa. Bukan hanya karena jumlahnya yang banyak serta makananya yang rakus, hama yang satu ini cukup sulit dikendalikan. Nas hari nin menceritakan kisah seorang nabi bernama Yoel (Yahwe adalah Allah). Yoel menggunakan Bahasa yang sangat hidup tentang serangan amat dahsyat belalang yang telah merusak tanaman dan hasil panen (ay.4). pada ayat 5-8, nabi menunjuk fakta dan memperingatkan kaum pemabuk segera bangun dan sadar, bahwa kemabukkan sebagai tanda kebodohan yang bias menghancurkan mereka. Yoel membandingkan serangan belalang ini dengan serangan terhadap Israel oleh musuh yang tidak dikenal (ay.6). tidak ada masa panen, yang ada sebaliknya ratapam, perkabungan yang dialami juga oleh kaum imama di rumah Tuhan (ay.9). lading, hasil buah-buahan menjadi kering (ay.12) dan para petani pun siap mengahadapi masa kelaparan.

Sang nabi menganggap bencana ini sebagai tanda datangnya hari penghakiman. Oleh karena itu, ia menyerukan kepada orang tua-tua samapi kepada generasi penerus untuk menceritakan musibah dan dampaknya bagi mereka, sebagai peringatan dan seruan per-tobatan.

Banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bangsa kita: sosial, politik, ekonomi dan moralitas, menjadi catatan perenungan mendalam bagi kita. Tantangan dan musibah acapkali menimpa. Jadikan tantangan dan tanda musibah sebagai peringatan untuk kita berbenah diri dari kesalahan, terutama dihadapan Tuhan. Meski tidak semua bencana adalah hukuman Tuhan, orang percaya patut bertanya apa pesan Tuhan lewat bencana tersebut.

KJ.254 : 2,3
Doa : (Ajarkan kami ya Bapa untuk dapat melihat tanda-tanda alam bahkan musibah sebagai tanda peringatan untuk bercermin diri dari hadapan Tuhan) 🙏

Kembali