Sabtu, 8 Februari 2020 - Renungan Malam
MEMBERI HORMAT SECARA PANTAS
Pegawai-pegawainya mengangkut mayatnya dengan kereta dari Megido dan membawanya ke Yerusalem, kemudian mereka menguburkannya dalam kuburnya sendiri. (ay.30)
MINGGU III SESUDAH EPIFANI
SABTU, 8 FEBRUARI 2020
RENUNGAN MALAM
KJ.460 : 1-Berdoa
Penghormatan atas kematian seseorang oleh orang-orang tertentu sangatlah penting, walau bagi yang lainnya tidak. Ada yang mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh, tetapi ada juga tidak. Hal itu berhubungan dengan pemahaman orang atas hakikat kematian. Karena kematian itu sesuatu yang misterius, orang hanya harus hidup sebaik-baiknya mengikuti waktu yang dimilikinya dan berkarya sebaik-baiknya.
Yosia, raja yang dalam hidupnya telah melakukan apa yang baik di mata TU HAN. Tetapi ia tidak dapat merencanakan kematiannya. Ketika ia mencegah Nekho raja Mesir, raja suatu kerajaan besar, ia malah dibunuh. lni suatu kenyataan yang tidak disangka, bahkan tidak diperkirakan sebelumnya. Yosia berpikir, karena ia sudah melalukan kehendak TUHAN, ia bisa saja mengalahkan raja Mesir itu. la lupa bahwa dulu Mesir kalah karena TUHAN yang berkarya, bukan Musa. Kemudian para pegawainya memberinya pelayanan kematian yang pantas baginya, ia dimakamkan dalam kuburnya sendiri. Tindakan para pegawainya adalah bentuk penghormatan yang pantas dilakukan kepada raja mereka yang setia kepada Tuhan.
Mungkin ada orangyang menginginkan kematian dilakukan dengan cara tertentu. Sehingga pemakamannya menandakan kebesaran hidupnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada upacara pemakaman, orang ingin memberi rasa hormat kepada yang meninggal karena semua yang dilakukannya semasa hidupnya. Itu manusiawi. Namun demikian, hal itu juga dapat membuat orang ingin melaklukan hal-hal yang baik semasa hidupnya agar dihormati orang pada saat kematiannya. Kematian Yesus dapat menjadi pedoman bagaimana pengikut-Nya menyongsong waktu kematian. Ia tidak memperhitungkan kematian-Nya selain melayani Bapanya sebaik-baiknya. Yang Ia tahu hanyalah kehendak Bapanya yang penting, bukan kehendak-Nya. Yang dikehendaki Bapanya, itulah yang terpenting, baik hidup maupun mati.
KJ.460 : 2
Doa : (Bukan kehendak kami Bapa yang terjadi dalam kehidupan kami, tetapi kehendak Bapa saja) 🙏