Rabu, 19 Februari 2020 - Renungan Pagi
RAWATLAH KEBERSAMAAN Dl DALAM RUMAH BESAR
Hindarilah soal yang dicari-cari yang menimbulkan pertengkaran (ay.23)
MINGGU V SESUDAH EPIFANI
RABU, 19 FEBRUARI 2020
RENUNGAN PAGI
KJ.259 : 1,2-Berdoa
Pulus berbicara tentang Rumah Besar untuk menjelaskan hidup persekutuan baik didalam gereja maupun masyarakat. Rumah adalah tem pat kediaman keluarga. Di masyarakat kita ada tradisi membangun "rumah besar" seperti masyarakat Dayak di Kalimantan dengan "rumah betang". Penghuninya banyak keluarga yang masih satu keturunan. Mereka rukun dalam menata kehidupan bersama yang rukun.
Paulus dengan menyebut gereja sebagai rumah besar. Sebagai rumah besar, gereja terbuka untuk semua orang. Di dalam rumah itu semuanya merasa aman karena kasih persaudaraan. Maksud Paulus supaya gereja menjadikan dirinya sebagai model bagi masyarakat. Sehingga di dalam masyarakat suasana kekeluargaan itu terpelihara. Dalam rumah yang demikian terdapat berbagai macam perabot. Ada yang mulia karena terbuat dari emas dan perak. Tetapi ada juga yang kurang mulia karena terbuat dari kayu dan tanah. Sem uanya dengan fungsi masing-masing saling melengkapi. Di dalam rumah besar itu semua orang berkembang dalam kebersamaan yang harmonis.
Dalam rumah besar itu dibutuhkan kerukunan. Perbedaan tidak perlu menimbulkan pertengkaran; sebaliknya sem ua orang ramah dan sabar, serta kasih dan kebenaran diberlakukan. Yang kurang mulia dibantu untuk menjadi mulia sesuai fungsi dan peranannya. Baik yang kuat maupun yang lemah tidak mementingkan dirinya sendiri. Tetapi mereka berinteraksi sebagai satu tubuh (1 Korintus 12:12-18). Mereka saling menolong di dalam kasih. Prinsip ini kita terapkan di dalam rumah tangga kita, juga di dalam gereja dan masyarakat. GPIB adalah Rumah Besar kita, juga Indonesia adalah Rumah Besar kita!Setiap orang yang berada di dalam Rumah Besar melaksanakan peran dan fungsinya untuk merawatnya.
KJ.259 : 3,4
Doa : (Bimbinglah kami ya Kristus untuk merawat kebersamaan, mulai dari rumah kami) 🙏