GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 4 Mei 2020 - Renungan Pagi
KURBAN SAJIAN

“Apabila seseoroang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban kepada Tuhan, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik.” (ay 1)

Imamat 2 : 1 – 9
Kurban sajian adalah terjemahan dari bahasa asli Ibrani “Minha”. Di dunia sekuler kata ini dipakai untuk berbagai hadiah, misalnya dari seorang raja kepada raja yang lain sebagai tanda penghormatan, terima kasih dan persahabatan. Di dalam Kitab 1 Raj. 4 : 21 kata itu diterjemahkan dengan “upeti” dalam kitab 2 Raj. 20 : 12 kata itu diterjemahkan dengan “pemberian”. Di bidang keagamaan kata itu pada aslinya dipakai untuk kurban, baik dari hasil peternakan maupun pertanian (lihat Kej. 4: 3 persembahan Kain dan Habel).

Di dalam bacaan ini terkandung berbagai aturan yang harus ditaati oleh baik pemberi kurban maupun para imam. Beberapa diantaranya yang perlu kita simak ialah: bahan baku untuk kurban haruslah yang terbaik; bau asap kurban harus yang menyenangkan Tuhan; semua proses pelaksanaannya harus dilakukan oleh para imam dan kemurahan Allah harus selalu diingat (ay 9, ungkapan “bagigan ingat-ingatannya”). Khusus yang ketiga perlu diperhatikan, yaitu bahwa persembahan kurban itu hanya boleh dilayani oleh para imam, jabatan yang diwariskan turun-temurun. Negatifnya pelayanan kurban didominasi oleh imam, dan positifnya ada kepastian siapa pelaksaanya.

Di gereja pun demikian. Tidak sembarang orang boleh melakukan tugas pelayanan di gereja. Ada bahaya jika siapa saja yang merasa mampu berkhotbah misalnya, memaksa melakukan itu tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku. Kacau, bukan? Di gereja ada Presbiter. Tersedianya Presbiter, khususnya pendeta adalah penopang gereja yang bertumbuh. Presbiter mengajak warga jemaat untuk mempersembahkan kurban syukur kepada Tuhan, sebagaimana nasihat Paulus dalam suratnya (1 Tes 5: 18). Dalam wujud apakah mengucap syukur itu kita lakukan?

GB 82 : 2
Doa: Tuhan, tolong teguhkan iman kami agar mampu melihat ada banyak berkatMu dalam hidup ini, yang menjadi alasan untuk bersyukur. Amin. 🙏

Kembali