GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Sabtu, 11 Juli 2020 - Renungan Malam
LINGKARAN KEKERASAN

Kemudian ia menemui sebuah tulang rahang keledai yang masih baru, diulurkannya tangannya, dipungutnya dan dipukulnya mati seribu orang dengan tulang itu. (ay 15)

Hakim-Hakim 15 : 9-20
MINGGU V SES. PENTAKOSTA
SABTU, 11 JULI 2020
HUT KE-35 PELKAT PKB GPIB
RENUNGAN MALAM
KJ.329 : 1,2,3-Berdoa


Apapun alasannya, kakerasan tetaplah sebuah kejahatan! Pertama, karena kekerasan rnenyangkali hak asasi manusia untuk hidup, bebas dan sejahtera. Kedua, Karena kekerasan menimbulkan luka, trauma dan duka. Tidak ada kekerasan yang mampu menyembuhkan sakit hati dan dendam. Bahkan pelaku kekerasan pun tidak akan pernah merasa puas dan damai dalam kehidupannya.

Itulah yang terjadi dalam relasi Simson dan orang Filistin. Keduanya sama-sama memilih kekerasan sebagai "jalan" dan "bahasa kehidupan". "Jalan" untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat, brutal dan fatal. "Bahasa" untuk menunjukkan kekuatan, teror dan superioritas. Pertanyaannya adalah "Apakah cara itu berhasil menyelesaikan persoalan?" Jawabannya, tentu saja tidak!.

Buktinya, orang Filistin datang ke Yehuda untuk menangkap Simson dan membunuhnya. Orang Yehuda tidak mampu berbuat apa-apa, selain menyerahkan Simson, hakim Allah itu untuk mempertanggungjawabkan kekerasan yang telah diperbuatnya. Simson menyadari perbuatannya. Ia tahu bahwa setiap pilihan ada risikonya. Siapa mengangkat pedang akan mati oleh pedang. Maka turunlah Simson dari bukit batu Etam ke Lehi dengan tangan yang terikat.

Kesadaran Simson tersebut dihargai oleh TUHAN. IA pun berkenan memberi kekuatan kepadanya agar mampu menghadapi para lawan yang membencinya. Mengapa TUHAN berkenan menolong Simson? Pertama, karena TUHAN tahu bahwa Simson adalah korban perbuatan semena-mena ayah mertuanya. Kedua, karena TUHAN tidak ingin Simson menjadi korban kekerasan massal dari bangsa pendatang yang kejam. Ketiga, karena TUHAN telah memilih Simson sejak dari kandungan ibunya untuk menjadi Nazir yang akan membebaskan umat-Nya dari penindasan bangsa Filistin.

Saudaraku, kisah Simson ini mengingatkan kita bahwa TUHAN membenci kekerasan. Meski demikian. IA akan membela para korban dan memberi mereka kekuatan untuk melawan ketidakadilan.

KJ.329 : 4,5
Doa : (Ya Allah, tolonglah aku untuk mengalahkan kekerasan dengan berlaku benar dan penuh kasih kepada sesama. Amin). 🙏

Kembali