GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Sabtu, 10 Oktober 2020 - Renungan Malam
PERPISAHAN YANG MENGHIDUPKAN

Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal (ay.38)

Kisah Para Rasul 20 : 33 - 38
MINGGU XVIII SES. PENTAKOSTA
SABTU, 10 OKTOBER 2020
Renungan Malam
KJ. 346 : 1 - Berdoa


Ada ungkapan yang mungkin pernah didengar yakni, "bukan perpisahan yang kutangisi, namun pertemuan yang kusesali". Makna ungkapan ini adalah tidak ada perpisahan tanpa perjumpaan. Dengan kata lain, setiap pertemuan, selalu ada perpisahan. Berani untuk berjumpa, berarti siap untuk berpisah. Kita tidak mungkin selamanya ada bersama sepanjang hidup. Sebagaimana Pengkhotbah katakan, bahwa "segala sesuatu ada masa dan waktunya" (Pkh.3:1).
 
Setelah berada di tengah-tengah jemaat Efesus sekian waktu lamanya, tiba saatnya bagi Paulus untuk berpisah dengan mereka. Paulus meninggalkan Efesus karena masih harus mengunjungi dan melayani jemaat yang Iain. Paulus harus tetap melanjutkan pemberitaan Kabar Sukacita Injil Keselamatan di tempat lain. Kehadiran Paulus di Efesus sungguh berkesan dan bermakna. Pelayanan yang dilakukan secara terus menerus tanpa lelah memberikan hasil. Paulus berharap agar jemaat yang sudah dibangun, dijaga dan dipelihara supaya tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak menginginkan. Perpisahan dengan Paulus membuat mereka menangis sambil memeluk dan menciumnya berulang-ulang. Kesedihan yang mendalam terjadi karena ungkapan Paulus, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi.
 
Di satu sisi memang mereka "berdukacita" atas kepergian Paulus. Di Sisi lain, kepergian Paulus membuat jemaat di Efesus menjadi dewasa. Keteladanan yang ditunjukkan Paulus, membuka mata mereka untuk dapat berusaha mencukupi diri dan membantu orang-orang lemah. Ada kemandirian sesuai dengan yang diharapkan Paulus dari jemaat tersebut.
 
Perpisahan atau ditinggalkan oleh seseorang dalam konteks apapun seringkali dilihat sebagai hal yang menyedihkan dan menyakitkan. Padahal di balik peristiwa tersebut ada makna kemandirian. Kemandirian yang memampukan seseorang melakukan sesuatu yang selama ini tidak pernah dikerjakan, Dengan demikian menghidupkan potensi dirinya dalam bertindak dan berbuat sesuatu. Itu adalah perpisahan yang menghidupkan!
 
 
KJ. 346 : 3
Doa : (Ya Kristus, tolong ajar kami untuk memahami bahwa setiap perpisahan yang terjadi bukanlah akhir segala-galanya)
🙏

Kembali