GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 28 Oktober 2020 - Renungan Malam
SINGKIRKANLAH AKAR PAHIT ITU

"Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang" (ay.15)

Ibrani 12 : 12-16
MINGGU XXI SES. PENTAKOSTA
RABU, 28 OKTOBER 2020
Renungan Malam
KJ.29 : 1, 3 - Berdoa


Kepahitan itu bagai tanaman, ia berakar, bertumbuh, dan menghasilkan buah. Kitalah yang membiarkannya tumbuh dan berakar semakin jauh ke dalam. Bahkan mungkin entah sengaja atau tidak, kita memupuknya hingga makin subur. Buahnya terlihat dalam relasi kita dengan sesama yang digambarkan oleh penulis sebagai "menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang". Akar pahit dalam batin tidak hanya menggerus kasih, kegembiraan dan ketentraman hidup kita, tetapi juga orang-orang di sekeliling kita.
 
Penulis surat Ibrani mengindikasikan, bahwa akar pahit tumbuh dalam hidup yang jauh dari kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah itu senantiasa ada bagi kita. Anugerah dan penyertaan-Nya tidak pernah jeda sesaatpun. Namun demikian, manusia dalam relasi dengan sesama terkadang sadar ataupun tidak telah terseret jauh dari kasih karunia Allah, sehingga jiwanya menjadi lahan subur bagi tersemainya kepahitan.
 
Carl Jung, salah seorang legenda psikoanalis psikiatris pernah berkata, "Diriku bukanlah apa yang terjadi padaku, tetapi pilihanku untuk menjadi siapa aku". Hidup bisa saja bahkan sering memberi kita alasan untuk menjadi pahit. Kita menyimpan amarah, kebencian, dendam, putus asa, selalu mengeluh, menyalahkan orang Iain, egosentris, iri hati, menyakiti hati orang lain, membenci diri sendiri, dan Iain sebagainya. Namun demikian, diri kita bukanlah akar pahit kita, diri kita adalah serangkaian karya kasih karunia ALLAH setiap hari, setiap waktu. Jiwa yang bening, subur, tanpa akar pahit, itulah diri kita sesungguhnya. Karena itu pilihlah menjadi diri kita yang merdeka dari semua kepahitan. Cabutlah kepahitan itu hingga ke akarnya dengan mendekat dan merangkul kasih karunia ALLAH, Bapa kita.
 
 
KJ. 434 : 3, 4
Doa : (Ya Allah, mohon tiliklah hidupku. Jika ada akar pahit yang tak kusadari tumbuh dan kupelihara, aku mau mencabutnya dan hanya ingin hidup dalam kasih karunia-Mu saja)
🙏

Kembali