Sabtu, 31 Oktober 2020 - Renungan Pagi
TATANAN GEREJA YANG TERUS MENERUS DIPERBARUI
“Oleh sebab itu bernubuatlah melawan mereka, bernubuatlah, hai anak manusia!” (ay.4)
MINGGU XXI SES. PENTAKOSTA
SABTU, 31 OKTOBER 2020
HUT KE 72 GPIB
Renungan Pagi
KJ. 18 : 1, 2 - Berdoa
Ketika seseorang merayakan pertambahan usianya, selalu ada harapan baru. ltu terjadi dalam hidup seseorang ketika ia menjalani hari-hari baru di pertambahan usianya. Nah, kalau Gereja, khususnya GPIB yang berulang tahun maka, apa yang menjadi harapan ditahun ke-72 pelayanannya? Kalau GPIB ingin terus memperbarui tatanan Gerejanya, maka pertanyaannya, "Untuk apa hal itu dilakukan?" Guna menjawab pertanyaan tersebut, GPIB perlu belajar dari pesan Yehezkiel kepada umat Allah di pembuangan.
Yehezkiel menguraikan beberapa kondisi dari umat yang dikembalikan ke tanah pemberian Allah. Umat ini tidak hidup terpisah dari anggota masyarakat yang lain. Namun demikian, mereka tidak boleh bertingkah laku mengikuti gaya hidup masyarakat yang menjadi kekejian bagi Allah (ay.18). Karena itu Allah memberi mereka semangat yang baru dan hati yang mampu merespons maksud dan kehendak-Nya (ay. 19). Dengan demikian, hidup umat didasarkan atas kepatuhan pada ketetapan Allah (ay.20).
Pesan Yehezkiel ini mengingatkan bahwa pembaruan tatanan Gereja tidak boleh bertujuan memisahkan atau menciptakan jarak antara jemaat dan masyarakat di sekitarnya. Pembaruan tatanan harus bertujuan merespons kehendak Allah. Dalam konteks Indonesia, kehendak Allah tidak dapat dipisahkan dari panggilan GPIB untuk hadir dan berkarya bagi bangsa ini. Karena itu di usia ke-72, semua tatanan GPIB tidak boleh menciptakan gereja yang eksklusif, melainkan jemaat yang menghadirkan damai dan sejahtera bagi bangsa Indonesia sebagai bagian dari kehendak Allah.
KJ. 18 : 3, 4
Doa : (Tuhan jadikan kami gereja yang menghadirkan damai sejahtera-Mu) 🙏