Minggu, 8 November 2020 - Renungan Malam
MEMBERI DIRI DAN MERASAKAN KEPAHITAN
"... harus kamu memakannya dengan roti yang ada di dalam baku l..." (ay. 31)
HARI MINGGU XXIII SES. PENTAKOSTA
MINGGU, 8 NOVEMBER 2020
Renungan Malam
KJ. 332 : 1 - Berdoa
Setelah prosesi penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam atas Israel usai, Musa masih meminta mereka melakukan tindakan simbolik dengan memasak daging dan memakannya bersama roti yang tidak beragi (ay.26). Sebagai sebuah tindakan simbolik, maka hal itu tidak tinggal sekadar perbuatan, melainkan simbol yang menunjuk pada sebuah makna.
Makna dari tindakan makan daging bersama roti tak beragi membawa ingatan kita jauh ke belakang, yaitu pada peristiwa keluarnya Israel dari Mesir. Ingatan ini adalah tentang perjalanan penuh penderitaan bangsa Israel menuju pembebasan yang Allah anugerahkan. Di tengah mendesaknya situasi antara hidup dan mati, Israel keluar meninggalkan Mesir dengan tanpa perbekalan. Di sinilah roti tak beragi menjadi simbol kepahitan Israel, sekaligus sebagai ingatan kolektif bagi siapa saja keturunan Israel, termasuk Harun dan anak-anaknya yang memakannya, untuk mengenang masa lalu itu dengan menghadirkan sikap belarasa di masa kini.
Seorang filsuf Prancis yang Calvinis taat, Paul Ricoeur, pernah berkata, "belajar dari jalan penderitaan" (learn comes through suffering, to pathei mathos). Kata-kata ini bermakna dekat pada pengalaman pemanggilan Harun dan anak-anaknya melalui pemberian diri sebagai pelayan dengan pertama-tama turut merasakan kepahitan umat yang akan digembalakannya. Melalui jalan penuh penderitaan itu kita belajar tentang kasih setia Allah yang tak berkesudahan.
KJ. 332 : 2
Doa : (Tuhan Yesus mohon buatlah kami memberi diri dengan berbelarasa pada sesama yang menderita) 🙏