GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 2 Desember 2020 - Renungan Malam
IKUTLAH AKU, BUKAN IKUTLAH "aku"

Lalu la berkata kepadanya: "Ikutlah Aku" (ay.9)

Matius 9 : 9 - 13
MINGGU ADVEN I
RABU, 2 DESEMBER 2020
Renungan Malam
KJ. 376 : 1, 2 - Berdoa


Pemimpin itu tidak tunggal. Artinya, selalu ada pemimpin lainnya yang sama-sama menjalankan tugas kepemimpinan. Masih ingat dengan konflik kepemimpinan dalam jemaat yang menegaskan siapa yang mereka ikuti. Ada yang mengikuti Paulus, Apolos, Petrus. Ini adalah salah satu contoh bagaimana jemaat memandang dan memahami makna kepemimpinan dalam jemaat.
 
"Follow Me" (Ikutlah Aku), ini adalah pernyataan yang Yesus sampaikan kepada Matius, pemungut cukai! Matius beserta rekan sejawatnya mengadakan jamuan makan bersama Yesus. Pemimpin Farisi mempersoalkan tindakan Yesus kepada murid-murid-Nya sebagai tindakan keliru secara teologis. Tidak sepatutnya Yesus berada di antara pendosa.
 
Mari perhatikan, sebagai jemaat kita berada dalam kebersamaan dengan para pemimpin di tengah jemaat (presbiter). Tentu kita paham, sekalipun dinaungi dengan asas gereja dan pemahaman iman yang sama, namun, senyatanya cukup sering antara presbiter tersebut memiliki cara pandang yang berbeda dalam menafsir Pemahaman Iman dan teologi gereja (GPIB). Presbiter A bilang begini, lainnya bilang begitu! Tanpa disadari perbedaan teologi (penafsiran) membentuk pengikut-pengikutnya masing-masing. Hingga suatu waktu, bahkan karena hal sepele pun, terjadi konflik dan jemaat menjadi pecah!
 
Seorang pemimpin, wajib melakukan pekerjaan untuk mempelajari inti firman yang membawa jemaat untuk mengikuti "teologi Yesus", bukan tafsiran "sepotong". Seutuhnya pemimpin (dalam profesi apapun), dengan teologinya, menggerakkan hati dan pikiran umat/orang untuk memandang "salib". Ya, hanya kepada kepemimpinan Kristuslah, semua kita memandang-Nya. Setiap pemimpin yang tidak membawa orang pada penglihatan akan Yesus lebih jelas, hakikatnya mereka belum berhasil atau "sesat" alias berjalan ke arah lain. Arah yang tidak pernah dimaksudkan oleh-Nya. Ikutlah Aku kata Yesus, bukan ikutlah "aku" kata kita.
 
 
KJ.376 : 3, 4
Doa : (Mohon tambahkanlah hikmat bagi kami ya Allah agar memiliki pemahaman teologi yang baik, sesuai pikiran dan
kehendak-Mu)
🙏

Kembali