GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Kamis, 3 Desember 2020 - Renungan Malam
STRATEGI ITU PENTING

Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini (ay.30)

Matius 9 : 27 - 31
MINGGU ADVEN I
KAMIS, 3 DESEMBER 2020
Renungan Malam
KJ. 54 : 1, 2 - Berdoa


Masih ingat perkataan Yesus ketika ibu-Nya meminta berbuat sesuatu atas masalah kekurangan anggur saat pernikahan di Kana? Yesus menjawab, "Saat-Ku belum tiba" (Yoh 2:4). Begitu juga ingatkah kita atas hikmat Salomo yang berkata. "Segala sesuatu ada waktunya" (Pkh. Psl. 3). Dua pernyataan tersebut menggarisbawahi, bahwa segala sesuatu yang baik memiliki waktunya sendiri.
 
Kedua orang buta yang dimelekkan matanya mendapatkan pesan yang sama. Belum waktunya mereka menyampaikan kabar kesembuhan yang dialami dan siapa yang berkarya di balik pemulihan tersebut. Sebagai pembaca kita bertanya-tanya, "Mengapa Yesus melarangnya?" Setidaknya ada dua sisi penjelasan. Pertama, ada pekerjaan besar yang akan dilakukan Yesus. Bisa jadi, popularitas yang disebabkan peristiwa mujizat dapat merepotkan Yesus. Padahal la sedang mempersiapkan apa yang menjadi fokus tugas utama-Nya. Kedua, di sisi kedua orang tersebut, bahwa apa yang mereka alami memunculkan kegirangan besar yang tidak dapat dibendung. Mereka sulit untuk bungkam. Lantas bagaimana kita memandang sikap mereka? Apakah ini sebagai sebuah bentuk ketidaktaatan pada perintah Yesus dan dapat dianggap dosa?
 
Perhatikan, ayat selanjutnya, setelah kedua orang buta tersebut dapat melihat, menyusullah pencari kesembuhan lainnya (ay. 32), kekaguman orang banyak (ay. 33), serta reaksi Farisi (ay. 34). Kita jadi mengerti, bahwa larangan itu bukan soal dosa atau tidak patuh, namun lebih menyangkut munculnya situasi yang dapat menguras energi, waktu dan fokus. Yesus melarang mereka untuk menyampaikan apa yang dilakukan-Nya semata-mata sebagai antisipasi (manajemen pelayanan).
 
Seorang pemimpin perlu belajar berfokus pada pekerjaan utama dan belajar menangani berbagai aktivitas dan respons yang dapat memunculkan akibat dalam pelayanannya. Pemimpin memiliki waktu dan energi terbatas. Dibutuhkan strategi melakukan sesuatu secara terukur dan terhindar dari pertentangan yang tidak perlu. Jangan ceritakan keberhasilan pelayanan pada mereka yang "berjiwa Farisi".
 
 
KJ. 54 : 3, 4
Doa : (Mohon ajari kami ya Tuhan menerapkan strategi terbaik dalam pelayanan bagi kemuliaan Nama-Mu)
🙏

Kembali