GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 11 Januari 2021 - Renungan Pagi
BANALITAS ECOCIDE

Engkau yang melepas mata-mata air kedalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung (ay.10)

Mazmur 104 : 10 - 12
MINGGU I SESUDAH EPIFANI
SENIN, 11 JANUARI 2021
Renungan Pagi
KJ.63 : 1-Berdoa


Tahun Baru selalu diulang. Suka cita perayaan Tahun Baru juga selalu terulang. Namun demikian, pergumulan, derita dan kepedihan juga terulang. Kerusakan hutan dan lautan juga terulang. Cara kita bereaksi terhadap pergumulan, derita dan kepedihan juga terulang. Inilah banalitas. Banalitas tidak hanya menggegoroti nilai, tetapi juga mengubah sesuatu yang jahat seperti kriminalitas menjadi hal yang lazim, Banalitas sungguh berbahaya.
 
Di tengah himpitan bahaya banalitas tersebut, Mazmur pagi ini mewartakan kepada kita, bahwa hanya Tuhan yang tidak dipengaruhi oleh banalitas. Kebaikan yang Tuhan lakukan -meski berulang-ulang- tetap suatu kebaikan. Tidak ada degradasi nilai terjadi. Pemazmur juga menyampaikan, bahwa di tengah banalitas yang membentuk setiap jiwa menjadi "tidak tergerak" terhadap ecocide (pembunuhan alam), Tuhan adalah mata air. Tuhan mengalirkan kesegaran bagi jiwa kita untuk membasuh dan menyegarkannya.
 
Ya, setiap jiwa yang dibentuk oleh banalitas memerlukan pembasuhan oleh Tuhan. Setiap jiwa memerlukan penyegaran. Penyegaran diperlukan agar hati, pikiran dan motorik kita dapat tergerak terhadap keserakahan atas hutan maupun lautan.
 
Mata air yang Tuhan ciptakan satu demi satu mulai menghilang. Hutan biodiversitas diganti oleh hutan beton dan hutan sawit. Keragaman hayati hilang. Padahal, hutan biodiversitas adalah daya topang kehidupan manusia. Udara segar dan keindahan biodiversitas menyampaikan misteri keagungan Tuhan. Namun demikian, itu semua mulai menghilang satu demi satu. Ecocide pun telah menjadi suatu banalitas: terus terulang dan dianggap lazim.
 
Pewartaan Firman Tuhan pagi ini mengajak kita untuk mengarahkan diri kepada Tuhan. Marilah kita juga menyerahkan diri kepada Tuhan. Sebab, hanya Tuhan saja yang tidak dapat di pengaruhi oleh banalitas. Kita pasti bisa keluar dari banalitas bersama Tuhan. Setiap kita perlu dan harus merdeka dari banalitas. Demikian pula halnya, sama seperti alam yang juga memerlukan pembebasan dari banalitas ecocide.
 
 
KJ.63 : 2
Doa : (Mohon basuhlah jiwaku ya Bapa dan mampukan hati, pikiran serta motorikku tergerak untuk menjaga hutan biodiversitas dari keserakahan)
🙏

Kembali