GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 8 Februari 2021 - Renungan Malam
SIAPAKAH SESAMAKU MANUSIA?

“Dan siapakah sesamaku manusia?” (ay.29b)

Lukas 10: 29 - 37
MINGGU V SES. EPIFANI
Senin, 8 Februari 2021
Renungan Malam
GB. 40: 1, 2 - Berdoa


Kondisi pandemik yang melanda dunia memungkinkan adanya peluang berbagai kejahatan mewarnai hidup bermasyarakat. Aksi-aksi yang bertujuan merampas barang seseorang maupun satu keluarga dapat berisiko mengancam nyawa seseorang. Apa yang harus dilakukan terhadap korban, bila yang bersangkutan adalah orang asing? Apakah kita hanya mau membantu seseorang karena dia adalah teman, saudara, atau orang yang dikenal? Siapakah yang dimaksud dengan sesama manusia, ketika ahli Taurat itu berbicara tentang hukum Tuhan dalam rangka memperoleh hidup yang kekal? Apa yang diajarkan Kristus melalui perumpamaan tentang seorang Samaria yang murah hati?
 
Istilah "sesama manusia" diterjemahkan dengan kata teman atau kawan atau saudara dalam arti luas, yakni mereka yang sebangsa, bahkan pula orang asing seperti kaum lemah secara sosial dan yang harus mendapatkan perlindungan secara sosial (Imamat 19 :18,34). Ahli Taurat sesungguhnya mengerti tentang siapa sebenarnya sesama manusia, tetapi pertanyaannya hanya untuk membenarkan diri sendiri. Kesempatan ini dipakai Yesus untuk memberikan pengajaran melalui perumpamaan seorang Samaria yang murah hati. Sebuah pengajaran yang menjelaskan tentang sesama manusia baik dalam hal menolong maupun ditolong. Mereka yang melewati korban begal atau rampasan penyamun sesungguhnya adalah kaum rohaniawan yang sehari-hari berada di Bait Tuhan dan memahami Hukum-Nya, namun tidak melaksanakan Firman-Nya secara nyata. Sementara orang Samaria adalah kelompok yang dipandang rendah oleh bangsa Yahudi, karena perkawinan campur. Namun demikian, mereka menunjukan kasih yang tulus dan murni melalui perilaku nyata. Kasih kepada sesama bukan sekadar kata-kata manis tanpa tindakan praktis. Kasih harus tanpa batas dan tidak membeda-bedakan orang. Sudahkah kita menjadi "sesama manusia" dalam mempraktekan kasih Kristus yang rela berkorban?
 

KJ. 434: 1,2
Doa: (Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk menjadi sesama manusia yang mewujudkan kasih dengan tulus)
🙏

Kembali