Selasa, 9 Februari 2021 - Renungan Malam
PENTINGNYA BERDOA
"Tuhan, ajarlah kami berdoa" (ay.1b)
MINGGU V SES. EPIFANI
SELASA, 9 FEBRUARI 2021
Renungan Malam
KJ. 454 : 1, 2 - Berdoa
Melipat tangan, memejamkan mata, berlutut, memfokuskan diri kepada yang Illahi adalah sikap doa yang lahir dari kedalaman hati dan penuh kesadaran akan betapa pentingnya berjumpa dengan Sang Pemberi Hidup. Berbagai tulisan dihadirkan sebagai petunjuk praktis untuk mengetahui bagaimana seharusnya berdoa. Murid-murid Yesus pun meminta agar supaya Yesus mengajarkan mereka berdoa. Mengapa doa menjadi penting bagi para murid Yesus? Adakah yang salah dengan permohonan mereka? Apakah doa juga menjadi penting bagi kita? Apakah seperti permohonan murid Yesus, demikian kita juga bermohon, "Tuhan, ajarlah kami berdoa"?
Orang-orang Yahudi di zaman Yesus terbiasa menggunakan rumusan-rumusan doa. Ada rumusan doa resmi, doa wajib, dan ada juga doa bebas. Doa resmi dijawab dengan suatu pujian, doa wajib diucapkan tiga kali sehari, dan doa bebas diucapkan dengan kata-kata sendiri sebagai doa-doa pribadi. Memperhatikan keteladanan doa yang dilakukan oleh Yesus yang menunjukkan keintimannya dengan Bapa di Sorga, bahkan kebiasaan murid-murid Yohanes dalam menjalankan kehidupan doa mereka, maka murid-murid-Nya pun nampaknya begitu tertarik. Yesus menanggapi permohonan mereka dengan pola doa yang dikenal dengan doa Bapa Kami. Teksnya lebih singkat dari apa yang dituliskan dalam Matius 16 : 9-13, Doa ini menjadi petunjuk bagi para murid, agar dengan bebas mereka dapat berhubungan dengan Bapa di Sorga, dan sungguh-sungguh menghayati apa yang didoakan. Ketika mereka menyebut Tuhan sebagai Bapa,maka rasa hormat ditunjukkan kepada-Nya dengan kesadaran, bahwa Dia itu kudus, Maha menyediakan, Maha mengampuni, dan Maha meyelamatkan.
Mari terus mengalami keintiman dengan Tuhan melalui doa dengan pola Yesus Kristus dan rasakan kuasa-Nya.
KJ.460 : 1,2
Doa : (Tuhan, tolong ajarkan kami berdoa menurut pola-Mu, dan biarlah kehendak-Mu yang jadi atas kami) 🙏