Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)
GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA
Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)
GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA
Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)
Senin, 22 Januari 2024 - Renungan Pagi
BERTINDAK TEPAT DI TENGAH KESULITAN
Kapal terkandas
27:14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin “Timur Laut”.
27:15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.
27:16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.
27:17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.
27:18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
MINGGU III SESUDAH EPIFANI
Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. (ay 18)
Perjalanan ke kota Feniks sudah disepakati sehingga jangkar diangkat dan kapal segera berlayar menyusuri pantai pulau Kreta (ay.13). Perkiraan mereka bahwa cuaca tetap baik dan tidak ada alasan untuk menunda keberangkatan. Para penumpang pasti bergembira dengan keputusan yang dibuat. Mereka percaya kapal akan tiba sampai tujuan. Keberanian mengambil keputusan penting merupakan tugas pemimpin termasuk yang mengendalikan pelayaran.
Kondisi cuaca yang mulanya stabil, segera berubah dalam sekejap saat datang angin badai atau angin Timur Laut yang mengakibatkan pelayaran terhenti. Kapal tidak mampu menghadapi kekuatan angin badai sehingga terombang-ambing. Dalam kondisi demikian, perlu dilakukan tindakan tepat supaya keadaan tidak bertambah buruk sehingga “keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. Tindakan membuang muatan menjadi tindakan tepat untuk memberi kemampuan kapal mengikuti arah angin sebab beban kapal yang berkurang. Langkah prioritas sudah diambil demi kebaikan bersama. Barang-barang yang dibuang tentu berharga, namun jauh lebih berharga keselamatan manusia. Apa gunanya semua muatan itu, jika para penumpang kehilangan nyawanya?
Perjalanan hidup kadang mengandung risiko tertentu yang membahayakan diri sendiri atau keluarga. Situasi dan kondisi stabil hari ini bisa berbeda pada esok hari dan seterusnya. Kita sering kali diperhadapkan dengan badai kehidupan yang dapat menghentikan dan menghancurkan perkawinan, karir dan pelayanan kita. Di tengah kesulitan yang ada, jangan salah bertindak. Mungkin kita perlu menata ulang seberapa banyak waktu dibutuhkan saat berkomunikasi langsung ketimbang berbicara dengan alat-alat teknologi. Keselamatan keluarga termasuk perkawinan jangan sampai hancur karena kekerasan hati masing-masing pihak. Buang yang perlu dibuang supaya selamat dan tidak hancur berkeping.
Doa: (Ampuni kami yang masih menyimpan dendam dan kebencian. Ajar kami membuat perilaku buruk untuk hidup dalam berkat dan keselamatan-Mu) 🙏