“…maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu” (ay. 31)
Bangsa Israel telah tiba di seberang. Dalam semalam mereka melihat banyak kejadian dahsyat dan ajaib yang belum pernah dilihat bahkan dialami. Kehidupan dan keselamatan bagi mereka dan kebinasaan bagi bangsa Mesir. Tuhan telah memperlihatkan keseriusan-Nya memerangi kejahatan, kebengisan dan nafsu menguasai yang ada pada Firaun dan tentaranya. “Syukurlah, sungguh… syukurlah, posisi itu tidak terbalik”, mungkin itu salah satu yang ada di dalam pikiran mereka. Kelak peristiwa ini menjadi catatan khusus bagi bangsa Israel oleh Tuhan dalam hukum-Nya tentang perlakuan terhadap budak dan orang asing (Keluaran 23:9-12; Ulangan 15:12-15).
Bacaan kita memperlihatkan perubahan yang terjadi pada bangsa Israel dalam perjalanan menyeberangi laut Teberau di tanah kering. Bangsa Israel mengalami pertobatan jiwa, terlebih saat mereka diselamatkan oleh Tuhan dari tangan orang Mesir. Pengalaman itu menimbulkan rasa takjub dan takut, sehingga mereka dengan sadar memberi diri percaya kepada Tuhan dan kepada Musa. Tentang peristiwa ini rasul Paulus menyatakan, “Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut” (lih. 1 Korintus 10:2).
Pada saat ini siapapun bisa saja berpikir bahwa perbuatan dosa tidak membawa dampak buruk kepada dirinya. Bagaimana tidak? Koruptor tetap disambut seperti pahlawan, mantan Narapidana masih bisa mencalonkan diri dan dipilih sebagai pemimpin, pelaku kekerasan memiliki kuasa dan kebanggaan, yang melakukan ketidakadilan atas nama agama dipuja dan memiliki pendukung yang besar, pelaku pelecehan seksual bisa menuntut balik dengan alasan pencemaran nama baik. Silahkan saja, tapi, tidak ada gunanya mengeraskan hati terhadap Tuhan, lalu menetap dalam dosa. Tuhan pasti bertindak. Pastikanlah posisi kita sebagai petobat sebelum semuanya terlambat.
Doa: (Tuhan, tolonglah kami untuk meninggalkan dosa dan kembali mengikuti Tuhan)
🙏