GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Sabtu, 10 Februari 2024 - Renungan Pagi
BELAJAR MELALUI PENDERITAAN

“Belumkah Tuanku insaf bahwa Mesir pasti akan binasa” (ay. 7)

Keluaran 10:1-20
Sering orang berkata bahwa yang penting bukan hanya hasil melainkan proses. Orientasi hasil akan membuat orang terjebak pada cara-cara yang belum tentu benar secara moral dan etika hidup. Sementara itu, jika orientasinya adalah proses, maka kesadaran, fokus, dan daya, akan diarahkan untuk menambah kemampuan dalam berpikir dan bertindak yang holistik. Di sini analisis sosial akan dibarengi dengan analisis personal (baca: pertobatan). Sehingga setiap kesalahan dan kegagalan dalam proses itu tidak dibiarkan atau didiamkan sehingga berakibat merusak seluruh sistem, melainkan akan dievaluasi secara terencana untuk dilakukan perbaikan menuju yang lebih baik.

Dalam proses pertobatan itu, daya transformasi bisa datang dari mana saja. Disinilah keterbukaan pada mediasi melalui kehadiran orang lain menjadi aspek yang sangat menentukan. Orang lain adalah mediasi untuk mencapai kesadaran diri yang lebih baik. Orang lain disini pun tidak harus yang sama dengan kita. Mereka bisa saja datang dari kelompok orang yang biasa secara strata sosial bahkan kemungkinan adalah bawahan kita, pelayan atau pekerja kita. Mereka menjadi diri yang dihadirkan oleh Tuhan untuk membarui cara pandang dan cara bersikap kita.

Kisah para pegawai Firaun yang mungkin hanya membatin dengan berkata “belumkah Tuanku insaf”, menjadi momen refleksi diri dan refleksi sosial tentang apa yang sedang terjadi. Terkadang orang belajar dari momen penderitaan yang sedang menimpanya. Namun, kisah ini memperlihatkan bahwa tidak semua orang bisa berefleksi seperti itu. Kekerasan hati adalah halangan terbesar untuk orang mengalami pembaruan diri dan perilaku hidup. Firaun adalah contoh dari orang yang gagal mencapai taraf pertobatan diri melalui mediasi orang lain. Ia pun gagal mengubah dirinya melalui jalan penderitaan dalam kisah tulah kedelapan, belalang. Kegagalan hanya berakhir kebinasaan. Sebaliknya, pertobatan akan membawa pada hidup.

Doa: (Kami mau belajar menjadi pribadi yang berhati taat)
🙏

Kembali