GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Sabtu, 10 Februari 2024 - Renungan Malam
MEMBERI YANG TERBAIK

“Seharusnya engkau memberi kurban sembelihan dan kurban bakaran” (ay. 25)

Keluaran 10:21-29
Manusia diselamatkan bukan oleh pemberian persembahan dalam berbagai bentuknya. Pemberian persembahan tidak menentukan keselamatan yang kita terima dari Tuhan. Inilah keyakinan iman Reformasi seperti yang digagas oleh Luther dan Calvin. Lebih jauh mereka juga mengatakan bahwa keselamatan sudah diterima terlebih dahulu sebelum kita tahu arti memberi kepada Tuhan. Itu artinya bahwa persembahan manusia harus dipahami secara baru, bukan sebagai cara beroleh keselamatan, melainkan sebagai ungkapan syukur karena sudah diselamatkan.

Narasi tentang tulah kesembilan, gelap gulita, memperlihatkan kedegilan hati Firaun sebagai seorang pemimpin bangsa yang menolak nasihat dan teguran yang baik. Sebaliknya, ia menantang hamba Allah, Musa dan Harun, bahkan menantang Tuhan sendiri. Untuk kesekian kalinya Musa bahkan Tuhan sendiri bersabar dan memberi kesempatan kepada Firaun untuk bertobat. Tetapi untuk kali kesembilan ini ia mengeraskan hatinya. Bahkan pada ayat 27 disebutkan, “Tuhan mengeraskan hati Firaun”. Ungkapan ini memperlihatkan karakter asli Firaun yang teramat degil dan bermain-main dengan kekudusan Tuhan.

Dalam hubungannya dengan ayat 25, Firaun pun menjadi orang yang mencoba menghalang-halangi pemberian persembahan umat Israel kepada Allah. Jangankan ia turut memberikan persembahannya seperti kata ayat 25, ia justru mencegah persembahan umat itu diberikan dengan tidak mengijinkan ternak Israel ikut dalam ritual pemberian kurban tersebut (ay. 24). Jelas bahwa Firaun tidak mungkin diharapkan akan memberi persembahan terbaik, apalagi akan rela melepaskan Israel untuk mengalami pembebasannya.

Halangan terbesar manusia untuk memberi persembahan adalah hati yang degil dan tidak tahu bersyukur kepada Tuhan. Manusia merasa bahwa ia dapat menyelamatkan dirinya. Padahal keselamatan itu adalah pemberian atau anugerah Allah. Layaklah manusia bersyukur.

Doa: (Ajar kami untuk memberi yang terbaik kepada-Mu, ya Tuhan) 🙏

Kembali