Tidak ada yang senang berada di posisi disalah-pahami. Disalah-pahami, salah paham, dan paham yang salah semakin menjadi-jadi di era digital. Fake news (berita palsu), dan gosip adalah contoh nyatanya. Dalam bacaan saat ini, fenomena disalahpahami ini pun dialami oleh Elia dan Yesus. Kehadiran Elia dan Yesus tidak dipahami dengan benar oleh orang-orang pada saat itu. Meski disalah-pahami, baik Elia maupun Yesus, menerimanya dan tidak melakukan klarifikasi. Mereka tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dalam dunia ini. Sebab, Elia dan Yesus percaya bahwa suatu saat orang banyak itu akan mengerti dan memahami arti kehadiran mereka.
Dari bacaan saat ini, ada tiga hal yang perlu kita pelajari dari sikap Yesus dan Elia, ketika kehadiran mereka disalah-pahami oleh orang banyak pada waktu itu. Pertama, baik Elia maupun Yesus, tetap konsentrasi penuh terhadap tugas pokok mereka. Kedua, mereka tetap memiliki sikap rendah hati atau diam. meskipun disalah-pahami. Ketiga, Elia dan Yesus menyadari bahwa kehadiran mereka disalah-pahami, namun keteguhan batin membuat mereka tidak bersikap reaksioner terhadap sikap orang-orang yang salah paham akan kehadiran mereka.
Melalui bacaan saat ini, dari sikap Elia dan Yesus, kita belajar bahwa kehadiran dan perbuatan baik yang dilakukan, belum tentu dipahami dengan baik. Seringkali disalah-pahami, sehingga memunculkan komentar yang negatif. Namun, dari Elia dan Yesus, kita belajar untuk selalu fokus pada tugas pokok, rendah hati, dan tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Di pihak lain, dari Yesus dan Elia kita belajar bahwa dalam ketenangan kita mampu untuk menguasai diri dengan baik dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani kehidupan ini.
Doa (Ya Tuhan, kepada-Mu kami berlindung dari hasrat diri untuk menyebarkan fake news atau gosip melalui media sosial)
🙏