GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Minggu, 25 Februari 2024 - Renungan Pagi
HIDUP BERSAMA DENGAN RUKUN

“Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” (ay.1)

Mazmur 133:1-3
Hidup rukun, damai yang indah, Pemazmur mengungkapkan itu dengan metafora minyak urapan yang mengalir dari kepala hingga ke jubah. Juga digambarkan bagai embun dari Hermon yang mengalir ke gunung-gunung Sion (ay. 1-3).

Pada masa itu bagi orang Israel minyak urapan atau shemen hamishchah bersifat eksklusif. Hanya untuk imam dan raja. Tujuannya adalah untuk pengudusan bagi yang diurapi. Sementara itu, gunung Hermon adalah Gunung Tuhan. Air yang mengalir dari gunung Hermon merupakan sumber utama sungai Yordan. Kesuburan, kemuliaan dan kesucian, seperti itulah gunung Hermon bagi Israel.
Kedua metafora ini memberi pandangan kepada kita tentang dua hal. Pertama, rukun dan damai adalah pekerjaan Allah dalam diri kita. Kedua hal itu erat hubungannya dengan hidup kudus. Tidak ada hidup kudus tanpa kerukunan dan kedamaian, demikian juga sebaliknya. Hidup seperti itu adalah kehidupan yang diurapi oleh Allah, hidup yang istimewa. Hanya dimiliki orang-orang yang senantiasa memilih hidup menurut jalan keilahian.

Kedua, seperti air dari gunung suci menyuburkan diri kita dan sesama, begitulah dampak dari hidup rukun dan damai. Buah pikiran, emosi, dan perbuatan yang mengalir dari kehidupan yang terus-menerus menetap ‘di gunung Tuhan’ menjadikan kita pribadi yang mulia dan subur. Sehingga hidup ini mengalirkan kebaikan, kedamaian dan keselarasan.

Saudara-saudara, hidup yang diberkati dan menjadi berkat di satu sisi adalah tanggung jawab. Di sisi lain merupakan konsekuensi atau efek dari pekerjaan Allah kala kita merealisasikan komitmen kita kepada-Nya. Jika kita mendambakan kualitas pribadi dan jemaat yang istimewa dalam arti harmonis, mulia, dan subur, tiada jalan lain selain melakukan tanggung jawab iman dan komitmen kita kepada Allah.

Doa: (Bapa di surga mampukan kami hidup rukun sebagai Gereja supaya kami menjadi saluran berkat-Mu bagi dunia) 🙏

Kembali