Senin, 26 Februari 2024 - Renungan Pagi
KASIH VS KEMUNAFIKAN
“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik” (ay. 9)
Paulus memberikan nasihat kepada jemaat di Roma agar kasih yang mereka bangun dalam hidup berjemaat bukanlah kasih yang pura-pura. Sebab kasih yang pura-pura dilakukan dalam kemunafikan dan sikap bersandiwara. Jemaat dinasihati untuk mengembangkan sikap kasih yang tidak menipu, bersikap jujur dan kasih yang jijik terhadap kejahatan serta membenci orang yang berlaku jahat. Bukan kasih yang memaafkan kejahatan dan membiarkan kejahatan merajalela di dalam gereja.
Kasih terutama diamalkan dalam hubungan antar sesama anggota jemaat seperti sesama anggota keluarga penuh kemesraan, hangat, akrab, saling menghormati dan menghargai (ayat 10); saling menyemangati dalam pekerjaan pelayanan bukan mencari kesalahan dan menjatuhkan (ayat 11). Kasih berisi pengharapan, sabar dalam kesesakan dan selalu bertekun dalam doa. Kasih berarti memberikan bantuan dan tumpangan. Peduli terhadap orang yang membutuhkan pertolongan (ayat 13). Kasih berarti memberkati orang-orang yang membenci dan ini bisa dilakukan apabila kita telah mengenakan manusia baru (ayat 14). Selalu membangun relasi yang baik dengan tetangga dalam dukacita dan sukacita (ayat 15). Kasih berarti terbuka terhadap orang lain dan tidak merendahkan orang lain (ayat 16).
Mengawali hari, mari kita menjadikan kasih sebagai gaya hidup kita setiap hari. Ketika kita berjibaku di dunia non-riil (maya) maupun di dunia riil, kasih menjadi dasar seluruh aktivitas dan kerja kita. Kasih kita ungkapkan dalam bentuk perilaku yang mendatangkan damai sejahtera bagi rekan kerja kita maupun dalam kehidupan bergereja. Kasih selalu menolak perilaku jahat. Kasih selalu membangun kehangatan dalam relasi dengan sesama. Jauhilah kemunafikan dan bangun perilaku kasih. Selamat beraktivitas dalam kasih.
Doa: (Tolong kami Tuhan untuk menjadikan kasih sebagai gaya hidup kami) 🙏