GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 4 Juli 2018 - Renungan Pagi
BERKORBAN DIRI UNTUK KEBAIKAN BANYAK ORANG

"Dia dianiaya, tetapi tidak membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang rnenggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya" (ay. 7)

Yesaya 53 : 1-7
MlNGGU V SES. PENTAKO5TA
RABU, 4 JULI 2018
RENUNGAN PAGI
KJ.441 : 1, 2 -Berdoa


Orang yang kuat adalah orang yang bisa mengalahkan keinginannya untuk kepentingan dirinya sendiri. Orang yang kuat adalah orang yang bersedia berkorban bagi orang lain. Kata hikmat ini melukiskan pengorbanan Hamba Tuhan dalam bacaan kita pagi ini. Hamba Tuhan itu digambarkan di ayat 7 bacaan hari ini. Dianiaya tetapi tidak membiarkan diri ditindas. Sang hamba diposisikan pada keadaan yang lemah, seperti seorang budak yang dlperlakukan sewenang-wenang oleh tuannya. Ia mernbiarkan diri dianiaya dan ditindas.

Kesediaan dianiaya bukan untuk kalah, tetapi untuk memenangkan jiwa-jiwa yang membutuhkan keselamatan, jiwa-jiwa yang haus akan kasih sayang Tuhan, jiwa-jiwa yang kesepian, merasa terhilang dan mengalami kesesatan dalarn perjalanan hidup. Ia tidak membuka mulutnya meskipun berada di tengah pembantaian. Sang hamba diam bukan karena takut, tetapi oleh karena pengorbanan diri untuk kepentingan keselamatan banyak orang. Sang hamba bersedia masuk ke dalam pembantalan dan terbelenggu. Seperti sikap seekor anak domba yang siap masuk ke pembantaian untuk dipetong atau induk domba yang terbelenggu agar bulunya dapat dicukur dengan pisau dan meiukai tubuhnya.

Diamnya sang-hamba merupakan bentuk kontemplasl yang mana sang hamba hanya memusatkan pikirannya pada kehendak Allah. Di tengah hiruk pikuk, kekacauan, kegalauan, kekerasan, kemunafikan dan kepentingan diri, mari saudaraku, kita belajar untuk taat dengan melihat contoeh hidup sang hamba. Bersedia mengorbankan diri untuk kebaikan banyak orang.  Memenangkan jiwa yang dahaga, merangkul hati yang haus akan kasih Allah, menyapa lembut hati yang keras agar membuka diri untqk menerima Kristus di dalam hidupnya.

KJ. 441 : 3,4
Doa : (Tuhan berikan kepada kami hati yang sedia berkorban diri untuk menyatakan kasih-Mu kepada sesama) 🙏

Kembali