GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 14 Agustus 2018 - Renungan Pagi
BAHAGIA DI TENGAH COBAAN

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan (ay.2).

Yakobus 1 : 2-6
MINGGU XI SES. PENTAKOSTA
SELASA, 14 AGUSTUS 2018
RENUNGAN PAGI
KJ.392 : 1,2-Berdoa


Secara umum, siapapun pasti menyetujui, bahwa penderitaan adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan jauh dari suasana bahagia. Sebab di manakah kita melihat orang berbahagia ketika mengalami panderitaan? Tentu saja tidak ada, bukan? Tetapi berlawanan dengan kenyataan itu, Yakobus menuliskan pada ay.2 sesuatu yang menarik, yakni: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.

Bagaimanakah dapat mampu menganggap suatu kebahagiaan walaupun menghadapi pencobaan? Yakobus menyebut bahwa pencobaan itu bagian dari ujian iman yang menghasilkan ketekunan (ay.3). Selanjutnya, ketekunan menghasilkan buah yang matang yakni menuju ke arah kesempurnaan iman (ay.4). Dengan demikian kita menemukan suatu simpulan pertama, yakni ketika menghadapi penderitaan hidup, orang percaya haruslah memandang penderitaan itu sebagai ujian dan selanjutnya bersedia dengan penuh ketekunan menjalani semua kenyataan tersebut. Pada bagian Iain, Rasul  Paulus menyebut lebih detail tentang kondisi ini: "Kira malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita,
karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan" (Roma.5."3,-4). Maka kita menemukan simpulan kedua, yakni mereka yang menjalani pencobaan dan derita hidup dengan tekun akan Iolos uji dan disebut sebagai pribadi yang tahan uji sehingga selalu berpengharapan bahwa apa yang dihadapi saat ini akan berakhir, yakni damai sejahtera yang indah pada waktunya (bd. Yer.29:11; Pkh.3:11).

Untuk dapat melakukan semuanya itu, yakni bermegah atau berbahagia dalam pencobaan dan sengsara hidup, maka orang percaya memerlukan hikmat (ay.5). Dengan hikmat Tuhan itulah, setiap pribadi, yang mengalami pencobaan, tetap mampu menghadapinya dengan berbagai cara sehingga tetap berbahagia.

KJ.392 : 3
Doa : (Tuhan, mampukan kami berpengharapan di tengah cobaan hidup) 🙏

Kembali