GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Minggu, 10 Januari 2021 - Renungan Malam
KELUAR DAN BANGKIT DARI PENJARA BANALITAS

“Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu" (ay.7)

Mazmur 104 : 6-9
HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANI
MINGGU, 10 JANUARI 2021
Renungan Malam
KJ.64 : 1-Berdoa


Banalitas menenggelamkan jiwa kita ke arus rutinitas. Jiwa kita terpenjara di dalamnya. Di dalam penjara banalitas rutinitas tersebut, jiwa kita dibentuk olehnya. Inilah yang membuat kita tidak mudah tergerak hati dan pikiran -juga motorik- untuk memberikan telinga, lalu mendengar keluh kesah kelompok disabilitas yang tersisih dari pelayanan gereja, memberikan waktu menyusun rencana memulihkan kerusakan hutan disebabkan ecocide, mengulurkan tangan guna mengangkat anggota jemaat yang terhempas dari persekutuan karena praktik rutin bergosip, dst. Jiwa kita terpenjara dan tidak berdaya, karena dibentuk oleh arus rutinitas, termasuk di gereja yang telah membuat hati, pikiran dan motorik terpenjara di dalamnya.
 
Pemazmur memberikan kesaksian, bahwa Tuhan saja yang bisa mengguncangkan samudera dan membalikan airnya. Tuhan menghardik air samudera. Air samudera gemetar oleh suara guntur-Nya (ay.7). Siapapun kita tidak mampu melakukan hal seperti itu. Karena itu, hati, pikiran dan motorik yang ditenggelamkan oleh banalitas rutinitas memerlukan guncangan dari Tuhan. Kita perlu Tuhan. Hanya Tuhan yang mampu mengeluarkan hati, pikiran dan motorik kita dari penjara banalitas tersebut. Kita perlu terbebas dari belenggu banalitas rutinitas yang telah membuat hati, pikiran dan motorik tak peka serta tidak tergerak terhadap pergumulan maupun penderitaan sesama.
 
Kita perlu hardikan-Nya, agar hati, pikiran dan motorik ini kembali manusiawi sebagai Citra Tuhan. Tuhan bisa menghardik kita melalui cara-Nya. Fenomena alam dapat Tuhan gunakan sebagai cara-Nya untuk menghardik manusia yang melakukan ecocide. Tuhan bisa juga menggunakan saat teduh, kontemplasi dan khotbah sebagai cara-Nya untuk menghardik hati, pikiran serta motorik kita yang dibentuk oleh rutinitas. Mari, serahkan hati, pikiran dan motorik ini agar diguncang oleh Tuhan, supaya kita manusiawi lagi serta tergerak untuk mencegah ecocide.
 
 
KJ. 64 : 2, 3
Doa : (Hanya kepada-Mu, kami menyerahkan kemanusiaan diri sendiri untuk dibebaskan. Ya Tuhan, mohon pulihkanlah kemanusiaan kami)
🙏

Kembali