GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 12 Februari 2024 - Renungan Malam
MENJADI ORANG BESAR DI ERA DIGITAL

Yesus memanggil seorang anak kecil, menempatkannya di tengah-tengah mereka (ay. 2 TB 2)

Matius 18:1-5
Dalam kehidupan ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang besar. Orang besar yang dimaksud adalah orang terpandang yang memiliki kekuasaan, dihormati, dan mampu melakukan apa saja yang diinginkannya. Inilah yang membuat orang berlomba-lomba untuk mendapatkan posisi tersebut. Kejadian ini terjadi dalam kehidupan pelayanan Yesus bersama para murid. Para murid memperdebatkan mengenai siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Melalui bacaan ini, Yesus menunjukkan cara atau jalan yang sungguh berbeda. Status menjadi orang-besar, hanya bisa didapatkan dengan melihat ke diri sendiri (inward looking). Saat kita melihat diri sendiri, kita diminta untuk melakukan dua hal khusus, yaitu, bertobat (metanoia) dan menjadi seperti anak kecil. Tidak perlu manipulasi orang untuk menjadi orang besar. Tidak perlu merugikan orang lain untuk menjadi orang besar.

Lebih lanjut, Yesus menegaskan bahwa dengan bertobat, maka setiap orang dapat melihat jalan atau keputusan yang ditempuh. Selain itu, dengan merevisi jalan dan keputusan yang ditempuh tadi, maka kita dapat menempuh jalan dan keputusan itu dengan baik. Tentu ini berkaitan dengan kualitas diri kita yang open-minded (berpikiran terbuka) dan humble (rendah-hati) terhadap suara atau pandangan lain yang konstruktif dan lebih baik. Selain itu, Yesus menambahkan anak kecil sebagai contoh. Elisabeth Johnson dari Lutheran Institute of Theology menyebutkan bahwa sosok anak kecil di perikop ini berfungsi sebagai pengingat tentang suatu kehidupan yang tidak disetir oleh status yang umum terjadi di orang dewasa. Lalu, anak kecil adalah ilustrasi kehidupan yang rapuh dan perlu dukungan dan topangan Tuhan. Dengan menjadi seperti anak kecil, orang yang bertobat tidak disetir oleh status dan dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang bertobat semakin memerlukan topangan Tuhan.

Doa (Ya Tuhan, saya berkomitmen untuk tidak menjadi penyebar fake news atau gosip, tetapi penyebar Kabar Keselamatan-Mu) 🙏

Kembali