GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 13 Maret 2024 - Renungan Pagi
PEMBENARAN ADALAH ANUGERAH TUHAN

“Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:..” (ay.9)

Lukas 18:9-12
Mungkin di antara kita ada yang belum tahu tentang sindrom Thanos. Thanos adalah salah satu tokoh dalam film Avanger. Karakter Thanos dalam film tersebut jahat, rela melakukan apa saja untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan selalu merasa benar. Sindrom Thanos merupakan tipe kepribadian yang cenderung toxic atau membawa pengaruh buruk pada lingkungan sosial dan selalu merasa paling benar. Orang seperti ini cenderung tidak mau peduli pada perasaan orang lain.
Jauh sebelum sindrom Thanos muncul, Yesus telah menyoroti dan memberi perhatian terhadap sikap dan perilaku orang-orang yang menganggap diri paling benar dan memandang rendah orang lain. Untuk menegur dan mengingatkan orang-orang yang merasa paling benar, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang 2 orang yang datang ke Bait Allah untuk berdoa. Mereka adalah orang Farisi dan pemungut cukai.

Yesus tahu betul siapa orang Farisi. Di Bait Allah dengan penuh percaya diri mereka berdoa walaupun dari isi doanya dapat dikatakan bahwa yang dilakukannya bukan berdoa. Dalam doanya, mereka menyampaikan kepada Tuhan bahwa mereka adalah orang yang benar. bukan perampok, tidak lalim, bukan pezinah. Orang Farisi, rajin berpuasa dan memberikan persepuluhan dari semua penghasilannya. Dengan perbuatannya, ia berharap Tuhan akan membenarkannya.

Tuhan tahu bahwa orang Farisi itu datang kepada-Nya tidak dengan hati yang tulus dan menyembah. Sebaliknya ia datang kepada Tuhan dengan kesombongan dan merendahkan orang lain, karena itu ia tidak menerima pembenaran dari Tuhan. Belajar dari sikap orang Farisi kita diingatkan bahwa untuk mendapat perkenan dari Tuhan yang diperlukan bukan daftar panjang tindakan yang membanggakan diri tetapi hati yang menyadari ketidaklayakan diri sehingga membutuhkan perkenan Tuhan.

Doa: (Di hadirat-Mu kami merasa tidak layak. Kasihanilah kami ya Tuhan) 🙏

Kembali